Apa itu Service Management System ?
Apa itu
service management ?
Satu set kemampuan
dari suatu organiasi untuk menyediakan value kepada customernya dalam bentuk
layanan. Satu bentuk kemampuan untuk membentuk fungsi dan proses untuk memanage
layanan melalui satu proses yang berkesinambungan denga mengedepankan strategi,
desain, transisi, operasi dan peningkatan yang berkala.
Apa arti
dari Services ?
Service adalah
bagaimana mengantarkan value kepada customer dengan memfasilitasi keinginan /
harapan customer yang ingin dicapai. Service memfasilitasi outcome dengan meningkatkan
performance dari proses yang berkaitan dan menggurangi efek contrains. Hasilnya
adalah meningkatknya kemungkian outcome akan sesuai dengan keinginan.
Service System
Management berfokus kepada hubungan manusia dengan sistem yang ada. Kita
dituntut untuk mengetahui keinginan customer terhadap sistem atau dengan produk
hasil dari sistem tersebut. Di penjurusan Service juga belajar tentang
tipe-tipe customer dan pola demand mereka terhadap barang yang
dihasilkan.
- Contohnya :
Pola/motif dari customer adalah Change –Discontent– Research–Comparation–
Fear–Commitment– Expectation–Satisfaction/Dissatisfaction.
Service Management System mempunyai spesifikasi diantaranya :
1. 1. Service Portfolio Management
Memastikan keputusan untuk berinvestasi di
dalamnya layanan yang suara dan lebih sejajar dengan yang dari bisnis
kebutuhan dan prioritas. memastikan keputusan untuk berinvestasi di
dalamnya layanan yang suara dan lebih sejajar dengan yang dari bisnis
kebutuhan dan prioritas
Terdapat empat tahapan Service Portfolio
Management, yaitu :
1) Initiation, melakukan inisiasi
masukkan yang digunakan dalam pembuatan service management portfoilio
2) Define,
mendefinisikan hasil yang diinginkan, peluang dan garansi dari layanan yang
diberikan
3) Analyse,
menunjukkan apakah layanan yang diberikan dapat mengoptimalkan nilai dan
menyeimbangkan permintaan dan penawaran
4) Approve, memastikan
setiap layanan disetujui dan sumber daya yang cukup untuk antusipasi layanan
yang diberikan
5) Charter, memastikan
bahwa semua pihak memiliki pemahaman yang sama
2. 2. Service Level Management
Service
level management memastikan bahwa layanan sepenuhnya menyelaraskan dengan
kebutuhan bisnis dan memenuhi persyaratan pelanggan fungsi, ketersediaan dan
kinerja. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa tingkat layanan negogiasi dan
setuju dengan pelanggan dan semua layanan disampaikan ke tingkat layanan yang
telah disetujui yang didefinisikan di dalam indikator kinerja yang telah
disepakati.
Dalam
service level management terdapat beberapa proses, yaitu :
1) UC
(Underpinning Contract)
2) SLR
(Service Level Requirement)
3) OLA
(Operational Level Agreement)
4) SLA
(Service Level Agreement)
3. 3. Reporting
service
Reporting service adalah sebuah
platform pelaporan berbasis server yang menyediakan fungsionalitas pelaporan
komprehensif dari dan untuk berbagai sumber data. Dengan aplikasi absensi yang
telah menggunakan teknologi reporting service ini maka pimpinan instansi pun
dapat dengan mudah melakukan pengawasan kedisiplinan dengan melihat rekapan absensi
yang sistematis dan otomatis sebagai bahan penunjang analisis kendisiplinan
pegawainya.
4 4. Service
availability and continuity management
Service Continuity and Availability
Management mempunyai tujuan yaitu memastikan bahwa layanan akan tetap berjalan
semestinya dalam segala keadaan, termasuk persiapan jika terjadi insiden,
perencanaan pemulihan bencana dan ketanggapan terhadap ketersediaan
layanan.Kebutuhan pada domain ini mencakup persyaratan, rencana dan pemantauan
dan pengujian kontinuitas dan ketersediaan layanan.
5. 5. Capacity
management
Definisi Manajemen Kapasitas menurut
ITIL V.3 adalah yang bertanggung jawab untuk memastikan bahwa Kapasitas Layanan
TI dan Infrastruktur TI mampu memberikan Target Tingkat Layanan yang disepakati
dalam Biaya yang Efektif dan tepat waktu. Manajemen Kapasitas mempertimbangkan
semua Sumber Daya yang diperlukan untuk memberikan Layanan TI, dan merencanakan
Persyaratan Bisnis jangka pendek, menengah dan jangka panjang.
6. 6. Information security management
Sistem manajemen keamanan informasi (ISMS) adalah
seperangkat kebijakan dan prosedur untuk mengelola data sensitif organisasi
secara sistematis. Tujuan dari SMKI adalah untuk meminimalkan risiko dan
memastikan kelangsungan bisnis dengan secara proaktif membatasi dampak
pelanggaran keamanan.
SMKI/ISMS biasanya membahas perilaku dan proses karyawan
serta data dan teknologi. Ini dapat ditargetkan pada tipe data tertentu,
seperti data pelanggan, atau dapat diimplementasikan secara komprehensif yang
menjadi bagian dari budaya perusahaan. ISMS adalah sistem manajemen keamanan
informasi, sebuah metodologi yang memastikan tingkat keamanan informasi yang
tinggi melalui proses yang ditetapkan dan praktik terbaik. Dalam konteks ISO,
Anda dapat menganggap ISMS sebagai standar untuk praktik keamanan yang
bertanggung jawab.
7. 7. Customer
relationship management
CRM
(Customer Relationship Management) adalah strategi bisnis yang memadukan
proses, manusia dan teknologi. Membantu menarik prospek penjualan, mengkonfersi
mereka menjadi pelanggan, dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada,
pelanggan yang puas dan loyal.
Tujuan
dari CRM adalah untuk mengetahui sebanyak mungkin tentang bagaimana kebutuhan
dan perilaku pelanggan, untuk selanjutnya memberikan sebuah pelayanan yang
optimal dan mempertahankan hubungan yang sudah ada, karena kunci sukses dari
bisnis sangat tergantung seberapa jauh kita tahu tentang pelanggan dan memenuhi
kebutuhan mereka. Sulit bagi sebuah perusahaan untuk mencapai dan
mempertahankan kepemimpinan dan profitabilitas tanpa melakukan fokus secara
berkesinambungan yang dapat dilakukan pada CRM.
8. 8. Supplier
relationship management
Supplier
Relationship Management (SRM) adalah disiplin strategis dalam merencanakan, dan
mengelola, semua interaksi dengan pihak ketiga yang menyediakan baik barang
atau jasa kepada perusahaan Anda, dimana SRM ini digunakan untuk memaksimalkan
nilai dari interaksi antara kedua belah pihak. Dalam prakteknya, SRM akan
menciptakan hubungan yan lebih dekat dan lebih kolaboratif dengan pihak pemasok
untuk mengurangi risiko.
Dalam
SRM ada beberapa proses interaksi yang dilakukan dengan customer, yaitu seperti
negosiasi kontrak, pembelian, mengelola logistik dan pengiriman, serta
berkolaborasi pada desain produk, dll. Sehingga hubungan antara customer dengan
pemasok tidak terpisah dan harus dikelola secara terkoordinasi di seluruh unit
fungsional
Komentar
Posting Komentar